Luwu Timur, Sulsel - Kondisi keamanan dan ketenangan masyarakat di kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan kian memanas jelang pemilihan kepala daerah 27 Nopember 2024. Aksi pencegatan, razia hingga sapu bersih kenderaan dilakukan secara massal secara beringas di beberapa tempat. Polisi diminta bertindak tegas untuk mengatasi situasi ini.
Puluhan massa yang diperkirakan dari tim pemenangan calon tertentu sejak pukul 22.00 wita, Minggu (24/11/24) melakukan 'sweeping' dan razia kenderaan (mobil) di desa Madani kecamatan Wotu. Massa yang terlihat beringas memaksa pengendara mobil membuka pintu mobilnya serta melakukan penggeldahan. Aksi 'Koboy' ini mendapat perlawanan dari pemilik kenderaan yang meolak mobilnya digeledah. “Kamu ini siapa? tiba-tiba memaksa untuk memeriksa dan menggeladah mobil kami ? “ ujaran pengendara mobil seperti dalam video yang tersebar luas di masyarakat Luwu Timur.
“ Sudah banyak video yang beredar di medsos (whats app) mengenai aksi brutal dari kelompok massa yang terkesan main hakim sendiri mencegat dan melakukan razia hingga menggeladah mobil yang lalu lalang. Tindakan premanisme ini harus segera dihentikan. Polisi dan aparat hukum lainnya kami minta dengan tegas menindak perilaku arogan dan melanggar hukum seperti ini” pinta Makmur warga kecamatan Buaru, Luwu Timur.
Permohonan serupa juga disampaikan Sri Lestari, warga Angkona meminta aparat hukum bertindak tegas terhadap perilaku premanisme yang dilakukan kelompok massa dari tim pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati tertentu di Luwu Timur. “ Siapaun pelakunya harus ditindak pak polisi. Hukum harus ditegakkan, tidak boleh ada upaya provokasi dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab hingga tindakan anarkis yang mengakibatkan kekacauan di tengah-tengah masyarakat,” tutur Sri.
Keduanya berharap pilkada Luwu Timur bisa berlangsung aman dan damai seperti harapan seluruh elemen di daerah ini. “Perbedaan pilihan adalah lumtah di alam demokrasi. Tetapi tindakan yang provokatif apalagi pencegatan, razia hingga penggeladahan terhadap kenderaan yang melintas tidak boleh dibiarkan. Masyarakat butuh kenyamanan dalam menjalankan aktivitasnya,” harap keduanya. (BK/**)